Ditiap relung masih tersisip jelas bayanganmu
Kerinduan menyapa dengan sejuta pancaran nirwana
Bahasa lidah berisyarat mengaharap kehadiranmu
menjadi sebuah pelabuhan saat hatiku tak menemukan dermaga
namun
sebisa diriku menguatkan hati
tuk menahan asa yang tak mungkin terwujud
saat menyaksikan bayang itu telah menghilang di pekatnya malam
walau harusku teteskan
bening air mata yang berkaca-kaca
mengalir membasuh wajahku yang layu
hingga menyentuh bibirku
tapi aku tetap tersenyum untukmu
dan berkata
“Pergilah kau tuk selamanya”,,, !!!!
Kerinduan menyapa dengan sejuta pancaran nirwana
Bahasa lidah berisyarat mengaharap kehadiranmu
menjadi sebuah pelabuhan saat hatiku tak menemukan dermaga
namun
sebisa diriku menguatkan hati
tuk menahan asa yang tak mungkin terwujud
saat menyaksikan bayang itu telah menghilang di pekatnya malam
walau harusku teteskan
bening air mata yang berkaca-kaca
mengalir membasuh wajahku yang layu
hingga menyentuh bibirku
tapi aku tetap tersenyum untukmu
dan berkata
“Pergilah kau tuk selamanya”,,, !!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar