Laman

Kamis, 28 Juni 2012

Hanya Sekeping Rindu



Telah kuhanyutkan juga sampan kertas
yang kau katakan itu
meski sebatang parit yang sempit itu
adalah aliran resah
dari masa resahku yang lindap ketika senja
merenda rindu yang tercecer di stasiun

Tatkala soal cinta diperdebatkan,
pasti yang terbersit diingatan sebuah kebahagiaan.
Cinta yang bermaksud keinginan di hati,
kehendak didalam jiwa,
berkata tentangnya

Masih kuingat
mawar ini semakin membisu
oleh duri dan daun pelanginya
ketika langit menangis
tak cukup janji surga ku penuhi
aku tak bisa mengejar waktu
walau jam berdentang malam
tak kunjung tangisnya meneteskan rembulan
tulisan itu salah menafsirkan kata-kata
ku hanya bisa bergumam
sayang itu kini sudah berhenti
memalingkan mukanya dari hatiku
dan gulungan ombak pun ikut melambat karenanya
sebentukmu hampiri rindu
menata serpihan-serpihan senyap..

ada hal-hal yang tak ingin kulepaskan
orang-orang yang tak ingin kutinggalkan
Kita pernah terhenyak
pada kenaifan perasaan
ketika kita berdiri pada hitam
untuk melihat setitik cahaya

Kita pernah terbaring
penuh diam
pada satu perahu yang
mengambang lepas tanpa tujuan
ketika butir air matamu
membirui jiwaku
Kita pernah terseok
dalam tabung rindu yang menodai
mimpi malam
akan cinta yang belum
sempat diakui semesta
kita pernah terjebak ribuan resah
atas keberanian yang sebenarnya
tak pernah ada..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar